MENTAL JUARA dan MENTAL PECUNDANG : Apa Bedanya?
Mental Juara
(dalam Pencak Silat)
- Latihan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
- Disiplin waktu dalam latihan, disiplin memukul, tendang, sapuan, bantingan, juga disiplin dalam pertandingan (selalu ingin mencoba semua gerakan/teknik dengan sebaik-baiknya).
- Senantiasa berusaha untuk menguasai pertandingan, cepat membaca situasi dan permainan lawan, kemudian secara cepat dan cermat dapat memutuskan strategi untuk mengalahkan lawan.
- Senantiasa berpikir sebelum melancarkan serangan, berpikir agar mendapatkan poin dan bila sudah diputuskan maka akan melancarkan serangan dengan yakin, tidak tanggung/setengah hati.
- Segan pada orang tua, sopan dengan sesama, dan menghormati yang lebih muda.
- Tetap tenang meski poin tertinggal, namun terus berupaya mengejar ketertinggalan.
- Mengakui kelebihan lawan jika kalah dan mau belajar memperbaiki kesalahan.
- Suka menambah sendiri jam latihan agar dapat menguasai kekurangan yang ada.
- Suka belajar dari senior, suka bertanya apa saja tentang pencak silat.
- Mau berkorban semisal membeli buku-buku, VCD, dan mengikuti latihan dimana saja.
- Suka bermain dan latihan dengan siapa saja, tidak pilih-pilih.
- Tidak takut kalah, meski lawan lebih kuat.
- Selalu mengikuti tata aturan bermain yang benar.
- Selalu berkata dan bertindak dengan benar.
- Menganggap pelatih sebagai guru, orang tua, dan teman.
- Saya juara saat ini, besok lusa mungkin orang lain. Harus siap menang dan siap kalah.
- Bangga jika memiliki peralatan sendiri, seperti: body protector, genital cup, air minum, dll.
- Senang mengikuti berita dan perkembangan pencak silat di sekitarnya, di Indonesia, dan di Dunia.
- Peduli dengan sesama atlet bukan saja dalam hal pencak silat, tapi juga dalam masalah sosial.
- Jadi Juara karena sanggup mengalahkan Sang Juara sebelumnya.
MENTAL PECUNDANG
(dalam Pencak Silat)
- Latihan semaunya sendiri.
- Lebih sering telat dan cari-cari alasan, sparring asal tidak berpikir, bertanding semaunya.
- Yang penting asal pukul, tendang dapat poin atau tidak ya sebodo-amat, atau justru takut tidak mau melakukan pukul tendang sama sekali (pengecut).
- Tidak mau menyapa orang tua, ngomong seenaknya (mencarut), menyepelekan pemain yang lebih muda.
- Tegang, emosional dan marah-marah.
- Suka menyalahkan apa saja: wasit curang, matras jelek, lampu silau, capek, kurang pemanasan, dll.
- Sebisanya latihan cukup 5 menit saja lalu sparring, namun itu pun tidak dilakukan dengan serius.
- Lebih banyak diam, malu bertanya sebab bertanya dianggap sebuah kebodohan.
- Sayang mengeluarkan uang untuk membeli buku-buku,VCD, dan menganggap latihan cuma buang-buang uang dan waktu.
- Hanya mau bermain dengan orang-orang tertentu.
- Menghindar lawan yang lebih berat.
- Apapun cara dilakukan agar bisa menang, bila perlu dengan kecurangan!
- Berbohong jadi kebiasaan.
- Bila perlu kalahkan pelatih.
- Sayalah juara, tidak bisa dikalahkan, kalau kalah… ya nasib.
- Maunya selalu meminjam atau menggunakan barang milik orang lain.
- Masa bodoh, yang penting saya main/tampil.
- Cuek dan tidak peduli pada sesama.
- Menjadi juara karena tidak ada lawan yang berat/sepadan.
Anda masuk kategori yang mana? ...
(disadur dari artikel Tenis Meja dengan perubahan sesuai keperluan)
Sumber: AsadDKI . com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar